Warta SILATNAS LDNU

LDNU Anugerahkan Penghargaan Kepada 9 Tokoh Dakwah Nusantara

Sen, 22 Juni 2009 | 14:59 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) menganugerahkan penghargaan dakwah kepada sembilan tokoh dakwah Nusantara yang dianggap telah berjasa bagi perkembangan dan kesinambungan nilai-nilai Islam di Indonesia. Penghargaan bertajuk Preaching Dedication Award ini diserahkan oleh KH Hasyim Muzadi selaku Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan didampingi oleh KH AN Nuril Huda selaku Ketua LDNU, di tengah-tengah acara pembukaan Silaturrahim Nasional (Silatnas) di Hotel Acasia Jakarta, malam ini (22/6).

Kesembilan tokoh yang dianugerahi penghargaan tersebut adalah Dr. tarmizi Taher (Menteri Agama RI 1993-1998), KH Ali Yafie (Ketua Umum MUI 1990-2000), KH Maulana Kamal Yusuf (tokoh majlis ta'lim Jakarta), KH Syukron Ma'mun (tokoh pengasuh pesantren), HM Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI), Ari Ginanjar (motivator Muslim perkotaan), Hj. Tuty Alawiyah (tokoh perempuan pesantren), HJ. Suryani Taher (tokoh majlis ta'lim ibu-ibu Jakarta) dan Hj. Huzaimah Tahido Yanggo (praktisi pendidikan).<>

Menurut Kiai Nuril -sapaan akrab KH NUril Huda, secara simbolik penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh PBNU kepada para tokoh dakwah di Indonesia. Namun bukan berarti penghargaan tersebut mengurangi rasa hormat kepada para ulama lain yang juga berjasa bagi perkembangan Islam di Indonesia.

"Penghargaan ini adalah wujud rasa terima kasih PBNU kepada para tokoh dakwah. Penghargaan diharapkan dapat menjadi bahan renungan bagi para kader muda dakwah Islam Ahlussunnah Waljamaah lainnya. Kesembilan tokoh tersebut adalah orang-orang yang mendedikasikan hidupnya untuk kesinambungan paham Ahlussunnah Waljamaah di Indonesia," terang Kiai Nuril.

Sementara itu, dalam sambutannya, KH Hasyim Muzadi menyatakan, para dai dan daiyah memiliki tanggung jawab yang berat karena belum adanya keseimbangan antara potensi dan beban dakwah.

"Bagaimana kita mendefinisikan zaman, baik dalam arti masa, fenomena maupun trend serta kondisi sosial dan lain-lainnya, para kader dakwah tetap harus menghadapi tantangan tersendiri," terang Hasyim. (min)