Pustaka

Memahami Ilmu Tafsir Kalamullah dari Buku Al-Qur’an Kita

Sen, 20 Mei 2024 | 20:00 WIB

Memahami Ilmu Tafsir Kalamullah dari Buku Al-Qur’an Kita

Buku Al-Qur'an Kita. (Foto: NU Online)

Begitu banyak peninggalan khazanah Islam masa lalu (turats) yang sayang sekali untuk dilewatkan begitu saja, tanpa ada perhatian dan kajian lebih lanjut. Salah satu khazanah keilmuan Islam yang marak dikaji dan mendapatkan perhatian lebih dari berbagai kalangan adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan al-Qur’an (ulumul qur’an).


Demi tujuan untuk memperkenalkan lebih dekat tentang al-Qur’an yang notabene merupakan kitab suci umat Islam dan ilmu-ilmu yang berhubungan dengannya, Pesantren Lirboyo, melalui Purna Siswa 2011 Madrasah Hidayatul Mubtadi’ien, menerbitkan sebuah buku dengan tema kajian seputar ilmu-ilmu Al-Qur’an (ulum qur’an), yang berjudul: “Al-Qur’an Kita: Studi Ilmu, Sejarah dan Tafsir Kalamullah”.


Isi Buku Al-Qur’an Kita

Secara garis besar, buku ini terdiri dari dua belas bab yang di dalamnya terdapat beberapa sub-bab. Pada Bab Pertama, buku ini berisi pendahuluan yang mencakup pembahasan mengenai definisi dari ‘ulumul qur’an itu sendiri dan sejarah serta perkembangan kajian ‘ulumul qur’an tersebut.


Kemudian, pada Bab Kedua, buku ini akan membahas mengenai Al-Qur’an, yang berisikan mengenai sisi universalitas Al-Qur’an, situasi dan kondisi bangsa Arab pra-Islam, wahyu sebagai media turunnya al-Qur’an, prosesi dan situasi komunikasi wahyu, dan definisi Al-Qur’an itu sendiri.


Lalu, pada Bab Ketiga, buku ini membahas sekilas sejarah teks Al-Qur’an, yang berisikan budaya tulis menulis di kalangan bangsa Arab pra-Islam, pengumpulan Al-Qur’an baik pada periode Nabi Muhammad saw, Abu Bakar, maupun Utsman bin Affan ra. Pada akhir bab, buku ini menyuguhkan pembahasan mengenai perkembangan Al-Qur’an pasca periode pengumpulan al-Qur’an tersebut.


Selanjutnya, pada Bab Keempat, buku ini memaparkan pembahasan mengenai sisi mukjizat dan hidayah Al-Qur’an.


Pada Bab Kelima, buku ini akan memaparkan pembahasan mengenai Al-Qur’an dan Orientalis, yang berisikan mengenai kajian Barat atas Islam, motif, latar belakang serta kegiatan Orientalisme, sejarah kajian Al-Qur’an di Barat, dan terakhir metode kajian Orientalis.


Lalu, pada Bab Keenam, buku ini memaparkan pembahasan mengenai Asbabun Nuzul, yang berisikan mengenai urgensi Asbabun Nuzul dan sejarah singkat kajiannya, definisi dan pembagian ayat-ayat yang memiliki Asbabun Nuzul. 


Selain itu, pada bab ini juga dipaparkan manfaat mengetahui Asbabun Nuzul, metode mengetahui Asbabun Nuzul, ragam Asbabun Nuzul serta pembagiannya. Pada bagian akhir bab ini menyuguhkan pembahasan mengenai kaidah tentang hal yang dianggap keumuman sebuah lafal atau kekhususan sebab turunnya.


Pada Bab Ketujuh, buku ini memaparkan pembahasan mengenai Makiyyah & Madaniyyah, yang berisikan mengenai pengertian Makiyyah & Madaniyyah, manfaat dan cara mengetahuinya, kaidah-kaidahnya, serta perbedaan dan pembagiannya.


Pada Bab Kedelapan, buku ini memaparkan pembahasan mengenai nasikh-mansukh, yang berisikan mengenai latar belakang naskh, pengertian, dan naskh menurut pandangan beberapa ulama. Selain itu, pada bab ini juga dipaparkan mengenai perbedaan antara naskh dengan al-bada’, at-takhshish, dan at-taqyid. Pembagian, macam-macam, cara-cara mengetahui naskh dan perjalanan diskursus naskh al-Qur’an juga tidak luput dibahas dalam bab ini.


Pada Bab Kesembilan, buku ini memaparkan pembahasan mengenai tafsir, takwil, terjemah dan ihwal mufassir, baik definisi, ragam, maupun perbedaan-perbedaannya.


Pada Bab Kesepuluh, buku ini memaparkan pembahasan mengenai sejarah tafsir dan perkembangannya, mulai dari masa Nabi Muhammad saw, para sahabat Nabi, tabi’in, sampai periode kodifikasi, periode kelam keilmuan Islam, dan periode modern.


Pada Bab Kesebelas, buku ini memaparkan pembahasan mengenai ragam tafsir Al-Qur’an, yang berisikan tentang pemetaan tafsir konvensional sampai era kontemporer. Selain itu, pada bab ini dipaparkan juga pembahasan mengenai pemetaan baru dalam tafsir Al-Qur’an yang meliputi sistematika penulisan atau penyajian tafsir, bentuk penulisan, metode pembahasan, sumber penafsiran, dan nuansa ataupun corak penafsiran.


Pada Bab Kedua Belas, buku ini memaparkan pembahasan mengenai Isra’illiyat, baik definisi, sejarah, maupun ragam Isra’illiyat. Selain itu, pada bab ini akan dipaparkan juga pembahasan mengenai tokoh-tokoh periwayat Isra’illiyat dan pandangan ulama tentang hal tersebut.


Kelebihan Buku Al-Qur’an Kita

Kelebihan buku ini salah satunya terletak pada kejelian para penulisnya dalam mengungkapkan kembali gagasan para ulama dari abad pertengahan dan klasik yang nampaknya selama ini belum banyak dikaji oleh para pengkaji ‘ulumul qur’an, baik dari kalangan lembaga pendidikan formal maupun pondok pesantren.


Sebagai sebuah buku dasar, buku ini sangat layak untuk dijadikan bahan bacaan, bukan hanya untuk murid madrasah tetapi juga untuk mahasiswa ataupun mahasantri khususnya mereka yang ada di Perguruan Tinggi Islam ataupun Ma’had Aly.


Kekurangan Buku Al-Qur’an Kita

Meski banyak kelebihannya, ada beberapa kekurangan dalam buku ini. Di antaranya adalah kurang sentuhan ilustrasi yang bisa menambah semangat para pembaca dalam mengarungi samudra ilmu yang berada di dalamnya. 


Identitas Buku  


Judul Buku: Al-Qur’an Kita: Studi Ilmu, Sejarah dan Tafsir Kalamullah
Penulis: Tim FKI RADEN, Purna Siswa 2011 Madrasah Hidayatul Mubtadi’ien
Tahun: Cetakan III, Oktober 2013 M   
Penerbit: Lirboyo Press   
Tebal: xxvii + 290 hlm  
ISBN: 978-602-97403-4-9
Peresensi: M. Ryan Romadhon, Alumnus Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo